Monday, November 26, 2012

Titik Awal

Jalan berbatu ini cukup mengganggu perjalanan angkutan pedesaan yang kutumpangi. Jika kata nyaman yang aku cari, mungkin sangat jauh dan mustahil didapat. Tapi setidaknya, hanya ini transportasi yang mampu mengantarku kembali ke rumah kecilku di pedalaman ujung pulau Jawa (I'd prefer to call it Fallen Chamber).

Penumpang lain menatapku seolah mahluk asing dari dimensi antah berantah. Walaupun ada benarnya juga karena aku sebagai pendatang belum dapat membaur seratus persen layaknya orang pribumi.

Terkadang ketika aku balik menatap mereka, dengan wajah polos dan senyum tulus tersungging dibibir mereka menyambut ku dengan anggukan penuh persahabatan. Sehingga walau berat aku megangkat bibir ini untuk tersenyum, aku coba paksakan demi menghargai keberadaan mereka.

Tidak mudah memang untuk kembali memulai hidup, tapi karena Tuhan masih enggan memasukkanku kedalam daftar hambaNya yang akan dipanggil mau tidak mau aku harus melanjutkannya dari awal lagi.

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan pendapat anda