Tuesday, January 1, 2013

Being Divorced

"So, let's continue your story" Rin mengawali percakapan setelah dirasa cukup beristirahat di Rest Area dan memulai kembali perjalanan panjang menuju Kediri.
"Hei... I think it's enough with your first question..." aku mengelak dan berharap dia tidak memaksakan aku untuk mengenang kembali masa-masa indahnya pernikahan dulu.
"Okay... then answer me the second question" good but not quite good I think, how do I start answer her second question? Should I start whining, and tell her the most sad story in the world which is not fair enough because it all came from my side only.

"I don't know where do I have to start..."
"Oke, aku mulai dengan kenapa ? sebelumnya sewaktu di Ciwidey dulu kamu pernah menceritakan ada unsur orang ketiga yang menjadi penyebab keretakan rumah tanggamu" ujar Rin yang sepertinya benar-benar bernafsu untuk mengetahui semua hal yang terjadi denganku.
"Sebetulnya tidak sepenuhnya kesalahan pada orang ketiga..."
"Sekarang jawabannya lain, koq gak sesuai dengan BAP sih mas..."
"Jiah, udah kayak polisi aja pake ada BAP segala hahahaha..."
"hihihi, lagian jawabnya berbelit-belit, kalo dari mata orang hukum mas sudah mempersulit jalannya peradilan tuh, bisa memberatkan nantinya..."
"Halah, kamu tuh ada-ada aja oke deh aku ceritakan garis besarnya saja..."
Ini bagian yang paling tidak aku sukai, bercerita tentang keburukan dia yang membuatku tidak nyaman lagi untuk hidup bersama dengannya. Walaupun seobjektif mungkin aku bercerita tetap saja harus ada orang yang menjadi kambing hitam dalam kasus ini, dan jika aku memandang dari sisiku tentunya semua yang aku lakukan adalah pembenaran dan semua yang dia lakukan adalah salah.

-o0o-

"Jadi begitulah yang terjadi, singkat cerita hidupku sudah merasa tidak nyaman lagi bersama dia. aku merasa terkekang dengan segala sikap dan rasa kasih sayang yang dia ungkapkan, lalu datanglah orang ketiga melengkapi semua keretakan biduk yang sudah ada"
"Which is..."
"You know who..."
"ah kayak film Harry Potter, gak seru. Sebutin dong namanya..."
"Uuugh, gemes juga lama-lama sama kamu Rin... namanya Maya" walau kesal tapi aku sebutkan juga akhirnya nama itu. Nama yang begitu membekas di relung hatiku, yang jika aku sebutkan namanya maka berdesir jantungku menahan rasa yang tidak pernah aku mengerti whether is it obsession or destiny.
"Maya kan banyak mas, di Jakarta aja nama Maya bisa sampai ratusan orang" protes Rin
"Maya Savitri... are you happy now ?"
"No way, you mean... Maya... "
"Yes... our partners project manager"
"mas Gee... ya ampun, hari ini kamu membuat aku shock ampe berkali-kali" tidak aneh jika Rin begitu kaget mendengarnya, secara dalam keseharian aku dan Maya sewaktu pengerjaan proyek tidak tampak seperti sebuah hubungan istimewa.
"Yeah, someday not only shock you'll got, maybe 'come' so many times hahaha" but that words didn't came out, just some thought in my pervert mind, damn..!@#&%^#$*#
"itu belum seberapa Rin, tenang aja siapkan persediaan shock mu. Perjalanan menuju Kediri masih jauh hahaha" that's the words which actually came out from my mouth... jauh banget kan kepala sama mulut (tidak sinkron).
"how come...?!"
"I don't know, it just happen. kita berdua tidak berniat untuk menolak setiap hasrat yang muncul, kita hanya menjalani dan menikmatinya"
"Sapa yang mulai duluan ?"
"Maya..."
"Yakin ?"
"Yaa 50-50 ?"
"ckckckck..." kini dia menggeleng-gelengkan kepala, aku yang merasa semakin tersudut hanya bisa pasrah menjawab semua pertanyaan Rin. Kami terdiam sejenak, karena Rin sudah harus mempersiapkan tiket dan uang untuk membayar di pintu tol yang sudah berjarak kurang lebih 100 meter lagi.

Selepas keluar pintu tol dia melanjutkan lagi pertanyaannya "Hubungan kalian terbongkar ?"
"Iya..."
"Terus..."
"Yaa aku bilang, memang begitu adanya terserah mau lanjut atau selesai sampai disini. Toh dari dulu juga sebelum ada orang ketiga aku sudah meminta berkali-kali agar hubungan ini disudahi saja. Tapi dia tetap bertahan..."
"Oh my God... how it feels ?"
"Nothing..."
"Hah, you feel nothing ?"
"Yes... I feel nothing, jika memang dengan terbukanya itu semua aku bisa lepas dari dia ya sudah aku lebih memilih berpisah. Tapi jika dia marah dan tetap tidak juga mau berpisah denganku yaa itu juga kenyataan yang harus aku hadapi. Aku pasrah, bahkan aku sampe bilang just punish me whatever you want I said, but please let me go..."
"Aku gak salah denger kan mas ? but please let me go...? is that what you saying to her ? aneh... sumpah aneh banget. Bukannya kamu itu kepala keluarga, you decide it not her"
"Yes, indeed... entahlah mungkin awalnya aku berharap dia bisa ikhlas melepasku pergi, sehingga kita berpisah secara baik-baik dan masing-masing sudah pada keputusan yang bulat. Tapi ternyata tidak semudah itu, apapun yang aku lakukan dia tidak mau berpisah denganku walaupun toh pada detik-detik akhir aku melangkahkan kakiku ke gerbang pengadilan agama dengan sebuah keputusan sepihak yang bulat"
"Kenapa tidak coba diperbaiki hubungan kalian mas ?"
"Sudah, so many times I've tried. Dia dengan arogansi dan possessive behaviournya tidak pernah bisa menyatu dengan sikapku yang ingin bebas dan expressive dalam segala hal"
"hmm... just like water and oil"
"sort of..."
"What about your daughter ?"
"Dia yang sekarang menjadi pemikiranku, sedikit banyak kondisi psikologisnya pasti terpengaruh oleh perceraian ini"
"Ya sudahlah, maaf ya mas aku sudah membuka lagi luka yang sedang kau coba obati..." aku hanya tersenyum tanpa berkata-kata.

-o0o-

You know one thing that I didn't tell her ? Divorce is never become an easy way out, it's just one gate through another long way road that we must going through. I never hate my ex.wife, though I really loved her but I can't live with her. Aku bukan tipe manusia yang berkomitmen dan rela mengekang diri sendiri pada satu ikatan, hanya satu hal yang bisa aku yakinkan pada dia bahwa aku akan selalu kembali padanya sejauh apapun aku pergi. Sayang, dia pun tidak bisa merubah apa yang ada dalam dirinya. Semua yang menjadi miliknya tidak boleh dilepas walau sedetikpun, dia harus memegang penuh semua kontrol... so, it seems like there's no way out rather than divorce.

1 comment:

  1. nice blog! just followed you back. happy new year :)

    http://wildakhaira.blogspot.com

    ReplyDelete

Tinggalkan pendapat anda