Tuesday, January 8, 2013

I Love You


Sepertinya penyakit insomniaku belum juga mau pergi, semua bayangan dia datang menggodaku saat kesendirian menyelimuti. Kulihat jarum jam sudah menyentuh angka 1 dini hari, mungkin ada baiknya aku coba sekali lagi untuk memejamkan mata dan aku selalu berharap tidak ada lagi hari esok untukku.
Namun baru saja hendak menikmati kesendirian, pintu kamar hotel diketuk pelan. Sejenak aku menghampiri pintu dan berdiri terpaku tanpa dapat meneruskan tangan ini untuk membuka gagang pintu karena aku sudah dapat menebak siapa orang dibalik pintu itu and help me God so I don't assume something that can be wishes to my will.

Wajah cantik Rin lah yang aku lihat di balik pintu itu, persis seperti dugaanku. Dia tersenyum, namun entah fikiran dari mana kenapa aku berharap itu adalah Maya dan aku dapat memeluknya, meminta maaf dan menghabiskan malam ini bersama dia.
"hai..." sapa Rin
"hai, belum tidur?"
"I can't sleep, tadinya aq ragu takut membangunkan kamu... Cuma pengen ngobrol aja" aku tersenyum dan mempersilahkan dia masuk.
"sama, aku juga gak bisa tidur..."
"besok berangkatnya agak siang ya, aq pasti bangun jam 11an" ujar Rin.
"iya, you are the boss" candaku, dia hanya tersenyum dan langsung merebahkan dirinya dikasurku. Aku mengambil bangku kecil dan duduk tepan disebelahnya.
"so... What can I do to help you to get sleep ?"
"emmh... Nothing, aku cuma pengen ngobrol aja" jawabnya sambil tersenyum menggoda
"serius... Cuma itu ?"
"emang, maunya apa selain ngobrol ?"
"sesuatu yang diinginkan? Eh maksudku sesuatu yang tidak diinginkan" dia tertawa lebar lalu duduk dan menatapku dalam-dalam
"serius mas menginginkan itu?" pertanyaan yang menjengkelkan... Aku hanya tersenyum dan mencolek hidungnya.
Sesaat suasana berubah mencekam tatkala wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun selain mendekatkan wajahnya ke wajahku and for God sake, she kiss me so sofly right at my lips.
Aku berusaha menguasai jiwaku yang sudah keruh tidak berwarna, perlahan melepaskan ciumannya dan membelai pipinya dengan lembut.
"you know what ? I have tried built a relationship based on passion and desire..."
"and...?" dia balik bertanya
"and it doesn't works, ended with pain... Both of us"
"maksud mas... Maya ?"
"salah satunya..."
"jadi, ternyata banyak ?"
"emang cuma kamu aja yang punya daftar cowo-cowo yang sudah di 'sikat' dan masuk dalam database mu" dia tertawa lepas mendengar candaanku.
"mas percaya dengan yang namanya cinta ?"
"dulu... Sekarang aku bahkan gak tahu apa itu cinta, mungkin sejenis frameworks baru atau database pengganti oracle ?"
"hahaha bisa jadi sih... Sama aku juga sependapat dengan mas."
"jadi, apa yang bisa mas simpulkan ?" tanya nya lagi sambil tangan jahilnya mengelus daun telingaku membuat aku merinding.
"itu hanya sebuah obsesi, hingga pada akhirnya mencapai titik jenuh dan dapat pergi meninggalkan apa yang sudah diraih kapan saja."
"ya ampun..." raut wajah Rin begitu takjub mendengar jawabanku.
"kenapa?"
"aku juga merasakan itu hanya saja tidak dapat menterjemahkannya dengan kata-kata, mas berhasil menjawabnya... Hebat"
"I warning you... If you keep touching my ears like that I will make you so f*ckin hot tonight" ujarku karena tangan jahilnya yang terus menggelitik telingaku tidak berhenti dia lakukan.
"boleh..." jawaban yang tidak pernah terlintas sedikitpun dibenakku #damn
Terpaksa aku genggam tangannya agar berhenti menggelitik telingaku dan aku cium lembut jemarinya. Degup jantungku sudah tidak beraturan aku hanya dapat berharap malam ini dapat dilewati dengan selamat tanpa ada "kekerasan" yang terjadi di kamar ini.
Aku bangkit dan merebahkan tubuh Rin menyelimutinya dan tidak lupa mengecup keningnya.
"met istirahat ya, mimpi yang indah..."
"mas mau kemana?"
"aku mau cari udara segar..." aku kira jawabanku akan membuat Rin marah, kalaupun memang itu terjadi aku sudah pasrah menjadi tumpuan kekecewaan lagi bagi seseorang. Tapi dia malah tersenyum dan dengan enaknya memejamkan mata tidur di kamarku sementara aku sekarang berdiri tanpa tahu harus bagaimana.
Perlahan aku menutup pintu kamar hotel dan berjalan menuju bar untuk mencari segelas minuman yang dapat menjernihkan fikiranku yang kusut. Rin yang saat itu menikmati empuknya kasur kamar hotelku masih menyungging senyum dibibirnya seraya berbisik "I love you Gee..."

1 comment:

Tinggalkan pendapat anda