Monday, January 14, 2013

RahasiaMu

"klik..." safety belt sudah terpasang dengan sempurna, dan perjalanan pun dilanjutkan. Sepanjang jalan kulihat Rin begitu sumringah hari ini, apa karena kejadian semalam kah? But hei, I didn't do anything to her. So...

"seneng banget kayaknya hari ini ?" ujarku, dia hanya tersenyum sambil melirikku dibalik kacamata dior nya.
"pengen tau aja mas, atau pengen tahu banget ?"
"banget..."
"hihihi, cuma penasaran aja sih tentang semalam. Dengan kondisi kita berdua di kamar, tak ada batasan yang menghalangi. Dan kamu memilih tidur di lobby hotel"
"yeah, thank's to you who keep your room key in your pocket"
"I know, dan aku sengaja mas. Lagian siapa suruh tidur di lobby, takut ya tidur sama aku" tanya Rin dan aku hanya tersenyum hambar.
"Jujur Rin, aku bingung sebetulnya apa sih yang ada difikiranmu saat ini ?" dia pun terdiam, entah karena aku salah bicara atau dia juga tidak tahu jawabannya apa.
"Fikiran gimana mas ?"
"Pertama kamu menolong aku, mengurusiku yang mabuk berat hingga pulang ke hotel tempat aku menginap, lalu mengantar aku ke Kediri padahal kamu tidak ada kepentingan sedikitpun didalamnya, ini sepenuhnya urusan pribadiku, last but not least... last night you came to my room and we almost making love though you are not my girlfriend and neither my wife"
"Emang perlu dibahas ya mas ?"
"Tidak harus, aku senang dengan semua bantuan yang sudah kamu berikan sama aku. Hanya saja tetap aku tidak habis fikir, menjadi sebuah pertanyaan besar dalam kepalaku"
"Ya udah kalo tidak harus dibahas, berarti aku tidak perlu menjawab kan. Gimana kalo aku aja yang tanya, boleh kan... nah mas sendiri kenapa pergi dari kamar ?"
"Curang, malah balik nanya..."
"Biarin, kalo pertanyaanku harus dijawab..."
Sejenak aku memandang Rin, coba memperhatikan setiap detail wajahnya.
"Mas ngeliat aku begitu amat, emang ada yang salah ya sama aku ?"
"Iya, salah Rin... kamu salah orang..."
"Salah orang gimana ?"
"Yaa pokoknya salah, dengan keberadaanmu denganku disini, dengan monolongku, dengan memberikan perhatian padaku.... semua itu salah, kamu tidak akan mendapatkan apa yang kamu inginkan dariku"
"Emang mas tahu apa yang aku inginkan ?" lagi-lagi aku tidak bisa menjawab, setiap pertanyaanku menjadi bumerang yang tidak dapat aku hindari menghantam logika dan akal sehatku. Apakah aku terlalu percaya diri sehingga salah berasumsi dengan semua yang Rinjani lakukan? benar-benar membuat kepalaku pusing.
"Ah sudahlah gak usah dibahas" jawabku singkat, karena jujur aku tidak tahu harus berkata apa.
"tuh kan marah, ya udah maaf kalo aku salah bicara tapi yang pasti aku tidak salah orang mas"
Aku hanya menghela nafas, bingung dengan jawaban dia yang semakin tidak aku mengerti.
"Udah, mas gak usah bingung. Aku gak salah orang, dan aku juga gak salah kamar semalam, dan saat ini detik ini aku juga semakin yakin bahwa memang aku tidak salah..."
"Kalo semalem aku kebablasan bercinta dengan kamu ?"
"Itu juga tidak salah yang salah aku karena memang iseng menggoda mas, jangan terlalu berprasangka deh mas. Nikmati aja perjalanan kita ke Kediri, karena aku juga ingin menikmati perjalanan ini dengan mas"
"huft... you are really confusing me Rin..."
"Kalo aku balik tanya sama mas, kenapa mas tidak bercinta denganku semalam ?"
"karena sudah cukup Rin, aku tidak mau lagi menyakiti siapapun. Terlalu banyak orang yang aku sakiti, dan terlalu banyak orang yang terhempas karena aku. Kalaupun ada yang terhempas untuk yang terakhir kalinya itu adalah aku sendiri dan aku akan menikmati setiap detiknya"
"Mas juga aneh, punya pemikiran seperti itu. Gak baik lah mas, jangan melarikan diri tapi hadapi"
"aku hanya ingin melupakan segalanya, sesulit apapun itu, aku harus melupakan"
"dengan cara bersembunyi di ujung dunia?"
"if I have to..."
"kenapa kita baru bertemu sekarang ya mas, saat sama-sama terjatuh dan berusaha untuk bangkit"
"entahlah, semua rahasia Tuhan"
Aku tidak menyadari kalau Rin saat itu berurai air mata walau senyum tetap tersungging dibibirnya yang indah. Andai aku dapat bertanya apa maksud Dia mempertemukanku pada saat jiwa ini hancur berkeping-keping.

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan pendapat anda