Wednesday, December 5, 2012

Lima Pertanyaan

I can't sleep, setiap hari aku selalu dihantui mimpi buruk itu. Mimpi buruk tentang masa lalu, yang seharusnya dapat aku tinggalkan dan melangkah kedepan. Namun kesendirian ini semakin membunuhku dengan bayangan yang tidak aku harapkan.

Kejadian tadi sore sudah tidak aku fikirkan, hanya persimpangan jalan hidup dengan seorang Alice. Sebetulnya menyenangkan juga bisa kembali berkomunikasi dengan bahasa yang biasa dahulu aku pakai untuk meeting dan presentasi buat para holder besar di kota metropolitan.

Aku coba keluar kamar dan menyalakan lampu minyak di tengah rumah. Dalam keremangan aku dapat melihat bagian halaman rumah yang cukup terang karena cahaya rembulan sedang purnama. Buyung... mana mau dia menemaniku tinggal dirumah ini, dia lebih memilih rumahnya sendiri yang kecil hanya terpisahkan oleh sepetak kebun. Terlelap bersama sang istri tercinta, baru pagi hari dia kembali untuk membereskan rumah.

Istri... kata yang tabu bagiku untuk mengatakannya, at least terhitung semenjak kepindahanku kesini. Persetan dengan semua kehidupan sosial, sebelum 5 pertanyaanku terjawab aku tidak akan pernah kembali pada kehidupan sosial seperti kebanyakan orang. Lima pertanyaan besar dalam hidupku, yang kini hilang ditelan kekecewaan yang membunuh ruh dan semangat hidupku.



-o0o-

apakah hidup itu adil? itulah pertanyaanku yang pertama. Kebimbanganku tentang hidup berawal dari takdir yang harus aku jalani. Kadang keadilan itu datang setelah beberapa tahun aku lewati, tapi juga terkadang keadilan tidak kunjung datang menghampiri.

Aku tahu, aku tidak boleh menyalahkan siapapun dalam menjalani kehidupan. Ketika membuka sebuah pintu dan aku menjalaninya tak akan pernah ada jalan untuk kembali. Sebaik apapun perencanaan yang dilakukan, terkadang takdir berkata lain. Lalu aku harus bersabar, lalu sabar seperti apa? jangankan untuk bersabar. Bahkan arti Sabar sendiri aku tidak pernah tahu... itulah pertanyaanku yang kedua.

Yang lebih lucu lagi, pernah seorang sahabat bertanya padaku, apakah aku punya rasa cinta? pertanyaan yang bodoh. Semua berawal dari sebuah proposal nikah yang aku buat dan tanpa sengaja dia baca, tergelak-gelak dan mencemooh. Bagiku tidak masalah, toh memang begitu adanya. Bagiku sebuah ikatan apakah itu pernikahan atau pacaran semua tidak terlepas dari hak dan kewajiban. Jadi apa itu cinta ? pemanis hubungan kah ? syarat untuk dapat berhubungan seksual dengan lawan jenis ? atau alasan untuk membenarkan ego pada seorang yang kita cintai ? when you grown up you will find this question on your own life.

Aku hanya tahu itu cinta adalah permainan fikiran, ketika kita sudah menset otak untuk tenggelam dalam sebuah impian mengharu biru. Maka bersiaplah untuk terus mengharu biru selama hidupmu, kecuali kamu kembali merestart otakmu untuk melihat bahwa kamu telah melakukan hal yang terbodoh yang pernah kamu lakukan. Karena ketika aku tahu sebuah takdir dengan seorang yang aku cintai ibarat sebuah rel kereta yang berjalan beriringan tapi tidak pernah akan menyatu selamanya... pilihannya adalah menyerah atau berjuang selama-lamanya. Jadi jika cinta adalah permainan fikiran, setiap saat aku dapat saja merestart itu seolah tidak pernah terjadi. Tapi nyatanya tidak bisa, bayangan itu terus menghantui setiap langkahku, bahkan hingga detik ini. Jadi apa arti semua ini? itu pertanyaan yang keempat... maksudMu apa menghadirkan cinta yang tak pernah bisa aku miliki ?

Pertanyaan terakhir... apakah sebanding merelakan sisa hidupku terkekang dalam sebuah ikatan yang setiap saat diwarnai dengan pertengkaran? IYA aku tahu Tuhan tidak pernah melihat dari hasil tapi Tuhan melihat dari usaha manusia itu. Dan satu lagi Tuhan menjanjikan tidak ada ujian yang melebihi batas kemampuan manusia yang dibebankannya. Selalu ada  lebih dari satu pilihan, minimal dua... memutuskan untuk menyerah atau terus menjalaninya. Dalam dimensi ini aku memilih untuk menyerah, dan dalam dimensi lain jiwaku terus berjuang jatuh bangun mempertahankan semua itu ditengah hiruk pikuk pertengkaran yang semakin lama semakin menelan korban.

-o0o-

Aku menghela nafas hingga meninggalkan jejak pada kaca yang tersublimasi oleh perbedaan suhu antara luar rumah dan didalam rumah. Aku tahu jawabannya ada disini, diwariskan oleh nenek dan kakekku tercinta. Merekalah yang tahu rahasia keabadian hidup mereka, abadi dalam kebersamaan hingga maut memisahkan. Cinta yang begitu dalam yang tidak perlu diungkapkan oleh kata-kata atau kenikmatan sesaat, hanya dengan melihat oleh kasat mata semua orang sudah dapat merasakan bahwa cinta mereka abadi... itu yang aku cari disini.

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan pendapat anda