Tuesday, December 4, 2012

Tamu Tak Diundang

Menjengkelkan, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan raut wajahku saat ini. Buyung tidak nampak batang hidungnya, padahal aku sudah kepo banget pengen diraup tuh mukanya yang tanpa dosa. Aku coba cari di dapur dan ruang depan, tetap saja nihil. Seolah hilang ditelan bumi. Aku coba tanya ke istrinya yang saat itu sedang membenahi kayu bakar.
"Mbok mie, bojomu nang ndi toh? dicariin dari tadi ra ketok wonge"
"Tadi udah pulang mas, cuma balik lagi kesana. Katanya mo jemput mas Gee yang masih tidur"
"Owalah, kampret satu itu malah balik lagi..." gumamku sambil menepok jidat.
"Ya wis lah, mbok mie lagi ngapain neeh ?"
"Iki mas, keliatannya mau hujan. Jadi saya beresin kayu-kayunya"
"Oh ya udah, saya mau mandi dulu deh"
Lalu aku pun bergegas mengambil handuk dan membersihkan diri karena memang waktu sudah menjelang maghrib.



-o0o-

Keluar dari kamar mandi dengan kondisi fresh... Segarnya, memang tidak ada yang menandingi air sumur pedesaan. Sangat jauh berbeda dengan air kota metropolitan yang sudah bercampur dengan polusi tanah dan lain-lain. Sejenak aku berkaca di cermin, mengagumi bentuk tubuhku walau sebetulnya jauh dari ideal. Setidaknya aktifitas membetuk tubuh dengan peralatan ala kadarnya ini lah yang bisa menyibukkan diriku dari fikiran-fikiran rumit yang selalu menghantuiku.

Tiba-tiba sekilas aku melihat bayangan dari cermin, dibelakangku berdiri sesosok mahluk berambut pirang sedang berdiri memperhatikanku sedari tadi.
"Hei... what are you doing here?" bentakku kaget dan secara otomatis mengucapkan nya dalam bahasa inggris, karena panca indraku menangkap sesosok itu adalah turis wanita yang berpapasan denganku tadi (read : Perjumpaan)
Dia bukannya meminta maaf malah balik melotot kearahku... dan baru aku sadari kalo tadi aku berpura-pura bego tidak mengerti bahasa inggris *yaah ketahuan je
"Oooh, try to pretend do not understand what I'm saying back then..." katanya seraya mengangguk-angguk dengan penuh kemenangan. Karena sudah terlanjur ketahuan aku hanya bisa pasang wajah jutek.
"How did you get in here?"
"This fellow very kind to me, asking me to come in while my motorcycle was repaired" sambil menunjuk mahluk menjengkelkan dibelakang si bule.
"Oooh, kampret satu ini ya... buyung !! kenapa sih selalu jadi orang baik?" dengan sedikit gusar aku tarik si buyung dan kuraup mukanya pake air segayung hahaha... dia hanya diam dan tidak berani melawan.
"Hei, you can't do that..." si bule itu membela.
"This is my house, I can do anything here... and he is my servant, then why can't I ?"
"Uuurgh, stubborn" kelihatannya dia marah dan pergi.
"Mas, maaf tadi saya niatnya mo jemput mas Gee tapi dijalan ketemu sama miss Alice, dia butuh bantuan kesian motornya mogok" dengan muka kesal aku tidak bisa menolak permohonan si Buyung, apalagi dengan wajah tanpa dosanya membuat hatiku meleleh iba.
"Hei, Alice..." yang dipanggil berhenti dan memalingkan wajah kearahku.
"You can stay, after they can fix your bike you may go to your hotel" tapi dia bukannya senang, dengan muka tetap cemberut dia simpan ranselnya dan duduk di teras dapur. Aku bergegas kembali ke kamar untuk berganti pakaian karena baru aku sadari tadi aku cuma ditutupi oleh handuk doang.

-o0o-

Hujan mulai turun perlahan dan pasti semakin membesar. Alice yang duduk diteras semakin memepetkan badannya ke tembok karena terkena cipratan air yang meluncur deras dari atap.
"Come in. It's very cold out there, please have a cup of tea or maybe rest for awhile" Aku buka pintu dapur dan mengajaknya masuk ke dalam.
Satu menit... dua menit... aku sih tidak peduli, hanya bisa membukakan pintu dapur. Selanjutnya terserah sekiranya dia mau masuk kedalam silahkan atau mau diluar  juga nothing to lose for me. Aku duduk dekat perapian bareng si buyung... tidak lama kemudian akhirnya dia masuk juga. Dia tidak banyak komentar, hanya mengikutiku duduk dekat tungku perapian yang saat itu sedang menghangatkan nasi dan memasak air.
Kita bertiga hanya diam, tanpa ada yang memulai pembicaraan... sementara buyung sibuk mengatur perapian agar tetap menyala sesekali menambahkan kayu bakar kedalam tungku.

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan pendapat anda