Monday, December 10, 2012

The Calling

"Mas Gee..." terdengar pintu kamarku diketuk oleh Buyung. Ya aku tahu persis suaranya, sember campur serak basah gak karuan, dan aku tak peduli, lebih baik aku tutup telingaku dengan bantal dan kembali tidur.
"Mas... ada telpon dari Jakarta..." terdengar lagi pintu diketuk, aku berusaha mengingat siapa kira-kira yang bisa telpon aku dari Jakarta? padahal aku sudah mempersiapkan sebaik mungkin tempat pengasinganku ini tanpa ada yang tahu.
Akhirnya dengan malas-malas aku bangun dari tempat tidur dan diam sejenak untuk menyatukan nyawaku yang belum sepenuhnya terkumpul.
"siapa namanya Yung...?!" tanyaku dengan posisi masih tetap berdiri tegak dipinggir kasur, coba membuka mataku yang masih tertutup rapat.
"Pak Aceng..."
"He ? Aceng ? bukannya dia bupati Garut ?"
"Bukan pak... katanya dia dari CDM"
"He... Pak Aceng..." seketika mataku membelalak, dan buru-buru membuka pintu ketika mendengar CDM (Cyber Dwitunggal Mandiri) perusahaan tempatku bekerja.
"Kenapa kamu gak bilang dari tadi Yung..." kataku bersungut-sungut.
"Lah, kan saya udah bilang pak Aceng..."
"Aceng kan banyak Yung... Aceng bupati Garut... Aceng tukang cukur langgananku... Aceng... ah whatever... " kataku, tapi sejenak aku terdiam.
"Telpon ke mana Yung? aku kan gak bawa HP gak bawa apa-apa ?"
"Telpon dari rumah tetangga, pak Umar diseberang jalan mas..."
"He ? koq bisa ?"
"Gak tahu mas... tadi pak Umar bilang ada telpon buat mas Gee, nanti 10 menit lagi mau telpon"
"Huft... pasti kerjaan bokap ini..." gerutuku.
Aku sempatkan cuci muka dan berganti pakaian, lalu mampir ke rumah pak Umar. Ternyata yang punya rumah sudah berdiri di depan teras, tersenyum menyapaku.
"Selamat pagi mas Gee, iya saya mau menyampaikan pesan tadi ada telpon dari pak Aceng"
"Pagi pak, iya maaf nih pagi-pagi sudah merepotkan" ujarku.

-o0o-

Kira-kira sepeminuman teh lewat kami sudah berada di rumah pak Umar, dan benar saja telpon pun berdering tidak lama sesaat aku sampai disana.
"Hallo..."
"Hallo, Gee ?"
"Iya pak, dengan Gee disini..."
"Oh, bagus lah... bagaimana kabar liburannya ?"
"Hehehe, baik pak... sebetulnya bukan liburan koq tapi pensiun dini hahaha"
"hahaha... kamu tuh, masih muda koq udah pensiun. Iri saya sama kamu Gee, kerja tidak harus masuk kantor"
"ah bapak bisa aja, oya kalo boleh tahu darimana bapak dapat nomor pak Umar ya ?"
"Hahahaha, percuma saya jadi orang IT kalo gak bisa melacak anak buah sendiri..." kini giliranku yang telinganya berubah menjadi merah. Jadi selama ini aku diawasi hahaha...
"Ah sudahlah, itu bukan hal yang sulit bagi saya Gee, yang penting sekarang adalah..." nada suara pak Aceng berubah menjadi serius, dan jujur saja perasaanku jadi gak enak.
"Kita mau membicarakan tentang kontrak kerjamu dengan CDM..."
"Bukannya saya sudah resmi resign pak ?"
"Iya, justru itu yang ingin saya bicarakan... takutnya term & condition yang ada dalam kontrak kerjamu belum terpenuhi semua. Jadi saya mohon maaf, jika harus memberitahukan kamu bahwa tugasmu belum selesai 100%"
"He? project terakhir saya kan sudah serah terima berita acara dan sudah tuntas ?"
"Iya, tuntas... tapi jika bank yang ikut program yang dijalankan sistem kita sudah terpenuhi kuotanya. Kamu masih ingat kan masih ada 3 bank lagi yang masih menunggu approval? dan kini mereka baru menandatangi kontrak kerjasamanya dengan kita. Kami butuh kamu untuk instalasi sistem di tempat mereka..."
"So I must visit their head office and install our system there..."
"Yes, exactly..." aku dapat melihat walau terpisah jarak ratusan km, saat ini pak Aceng sedang tersenyum penuh kemenangan, bisa memaksa lagi aku balik ke Jakarta.
"Emang gak bisa diremote dari sini pak ?"
"Did you ?"
"Iya, kayaknya gak bisa... saya sendiri yang mendesign agar instalasi dilakukan secara manual langsung di head office" huft kadang aku terlalu pintar untuk menyusahkan diriku sendiri *tepokjidat
"OK then, saya sudah mengirim orang buat jemput kamu tadi malem mungkin nanti sore dia sudah sampai ke sana. Saya harap besok kamu sudah bisa balik kemari ya Gee... oya tentang fee untuk penambahan ini saya sudah transfer ke rekeningmu, tenang aja nilainya 5 kali dari maintenance fee yang selama ini kamu terima"
"He? koq repot-repot amat sih pak ?"
"Just wanna make sure you didn't run away hahahaha"
Gubrak...$%^*(&%#...!!!

Setelah gagang telpon aku tutup rasanya lemah lunglai sampai aku harus berpegangan pada daun pintu agar tidak jatuh. Perlahan aku duduk dan menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal. "Kampret..." ternyata aku belum bisa 100% meninggalkan dimensi masa laluku. Tidak lama kemudian aku berpamitan pada pak Umar, dan tidak lupa mengucapkan terima kasih telah direpotkan oleh telpon dari pak Aceng, direktur yang ternyata selama ini melacak keberadaanku *tepokjidatlagi

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan pendapat anda